MENENTUKAN BASIS DAN PROSEDUR RECOVERY
Oke, sebelumnya
Assalamu`alaikum wr.wb… disini saya akan memposting materi TIK tentang
Menentukan Basis dan Prosedur Recovery, semoga postingan ini dapat membantu
kalian….
A. Dasar Basis Data dengan dan Tanpa
Pengarsipan
Perancangan basis data merupakan proses menciptakan
perancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan organisasi.
Dalam merancang suatu basis data,digunakan metodologi- metodologi yang membantu
dalam tahap perancangan basis data. Metodologi perancangan adalah pendekatan
struktur dengan menggunakan prosedur,teknik,alat,serta bantuan dokumen untuk
membantu dan memudahkan dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik
metode desain ini dapat membantu dalam merencanakan,mengatur,mengontrol,dan
mengevaluasi database development project.
1.Conceptual Database Design
Conceptual database design adalah proses membangun suatu model berdasarkan informasi
yang digunakan oleh organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik.
Langkah
pertama: membuat local conceptual data
model untuk setiap pandangan yang spesifik. Local conceptual model terdiri atas
berikut:
a.Entitiy
Types
Menurut
Connoly Entitiy Types adalah kumpulan objek yang mempunyai karakteristik yang
sama,diamana telah diidentifikasi oleh organisasi. Menurut Silberschatz Entitiy
Types adalah kumpulan dari Entitiy yang memiliki tipe dan karakteristik yang
sama.
Entitiy dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
-
Strong entitiy, yaitu entitiy yang keberadaannya tidak tergantung kepada
entitiy lain.
-
Weak entitiy, yaituentitiy yang keberadaannya tergantung dari entitiy
lain.
Contohnya adalah entitiy
mahasiswa dan orangtua. Dimana mahasiswa adalah strong entitiy dan orang tua adalah
weak entitiy karena keberadaannya entitiy orangtua tergantung dari entitiy
mahasiswa.
b.Relationship Types
Menurut
Conolly definisi dari relationship types adalah kumpulan antar entitiy yang
saling berhubungan dan mempunyai arti.
c.Attribute dan Attribute Domains
Attribute
adalah karakteristik dari suatu entitiy atau relasi. Setiap attribute
diperbolehkan untuk memiliki nilai yang disebut domain. Attribute domains adalah kumpulan dari nilai-nilai
yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.
Ada beberapa jenis dalam attribute yaitu :
1.
Simple attribute dan Composite
attribute
Simple attribute adalah attribute yang
terdiri atas komponen tunggal dimana attribute tersebut tidak bisa dipisahkan
lagi,sedangkan composite attribute yang masih dapat dipisahkan menjadi beberapa
bagian.
2.
Singlevalued attribute dan
Multivalued attribute
Singlevalued
attribute adalah attribute yang memiliki satu nilai pada setiap entitiy
,sedangkan multivalued attribute adalah attribute yang mempunyai beberapa nilai
pada setiap entitiy.
3. Derived attribute
Derived
attribute adalah attribute yang nilai-nilainya diperoleh dari hasil
perhitungan atau dapat diturunkan dari attribute lain yang berhubungan.
d.Primary key dan alternate keys
Primary key adalah key yang telah menjadi candidate key yang dipilih
secara unik untuk mengidentifikasi suatu entitiy types. Candidate key adalah
kumpulan attribute minimal yang unik untuk mengidentifikasi suatu entitiy types.
Alternate key adalah key yang digunakan
sebagai alternatif dari key yang telah didefinisikan.
e.Integrity constraints
Integrity constraints adalah
batasan-batasan yang menentukan dalam
rangka melindungi basis data untuk
menghindari terjadinya inconsistent.
2.Logical Database Design
Logical
database design adalah proses pembuatan suatu
model informasi yang digunakan pada organisasi berdasarkan pada model data yang
spesifik,tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS) yang
khusus dan pertimbangan fisik yang lain.
DBMS adalah software yang memungkinkan
pemakai untuk mendefinisi, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis
data. Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh DBMS yaitu:
a.Memperbolehkan
user untuk mendfinisikan basis data.
b.Memperbolehkan
user untuk menambah, mengubah, dan menghapus serta mengambil data dari basis data.
c.Menyediakan
control akses ke basis data. Seperti security, integrity, concurrency control,
recovery control system dan user-accessible catalog.
Langkah kedua : membuat dan memvalidasi
local logical data model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local
logical data model dari local conceptual data model yang mempresentasikan
pandangan khusus dari organisasi dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin
kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin bahwa
model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.
Pada perancangan model logical langkah
kedua,tahapan-tahapannya adalah sbb:
a.Menghilangkan
features yang tidak compatible dengan model relasional (pilihan).
Bertujuan untuk menghasilkan model yang compatible dengan
model relasional,yaitu dengan:
1)
Menghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship types
2) Menghilangkan
many-to-many (*:*) recursive relationship types
3)
Menghilangkan complex relationhship types
4)
Menghilangkan multi valued attributes
b.Memperoleh relasi untuk local logical data model
Bertujuan untuk
membuat hubungan logical model yang mewakili entitiy,relationship dan attribute
yang telah didefinisi. Mendeskripsikan komposisi tiap hubungan memakai Database
Definition Languange (DDL) untuk relasi yang diikuti dengan daftar dari relasi
attribute yang mudah lalu mengidentifikasi primary key dan foreign key dari
suatu relasi. Untuk memperoleh relasi untuk local data model, maka diperlukan
penjelasan untuk mendeskripsikan struktur yang mungkin dalam data model saat
ini.
Bahasa dalam basis data dapat dibedakan menjadi dua bentuk
yaitu:
1)
Data Definition Languange (DDL)
DDL
merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan pengguna untuk membuat atau
menhapus basis data, membuat atau menghapus table membuat struktur penyimpanan
table. Hasil dari kompilasi DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file
khusus yang disebut dengan kamus data.
2)
Data Manipulation Languange (DML)
DML
merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan pengguna untuk melakukan
manipulasi data pada suatu basis data, seperti menambah, mengubah, menghapus
data dari suatu basis data.
c.Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Dengan
menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan mendekati model dari
kebutuhan organisasi , konsiten dan memiliki sedikit rdundansi dan stabilitas
yang maksimum.
d.Memvalidasi
relasi dengan transaksi pengguna
Bertujuan
untuk menjamin bahwa relasi dalam model logika tersebut mendukung users
requirements specification secara detail. Selain itu, juga untuk meyakinkan
bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu relasi.
e.Mendefinisikan Integrity constraints
Bertujuan
untuk mendefinisikan integrity constraints yang disampaikan dalam pandangan.
Terdapat
lima tipe integrity constraints yang harus diperhatikan yaitu:
-
Required data
-
Attribute domain constraint
-
Entitiy integrity
-
Referential integrity
-
Enterprise constraints
f.Melihat kembali local logical data model dengan pengguna
Bertujuan
untuk menjamin local logical data model dan mendukung dokumentasi yang
menggambarkan model yang sudah benar.
Langkah ketiga : membuat dan memvalidasi global logical data model.
Bertujuan untuk menyatukan local logical data model menjadi global logical data
model.
Pada
perancangan model logika langkah ketiga, tahapan-tahapannya adalah sbb:
a. Menggabungkan
local logical data model menjadi global model
Pada langkah ini,setiap local logical
data model menghasilkan E-R diagram , skema relasional, kamus data dan dokumen
pendukung yang mendeskripsikan constraints dari model. Beberapa tugas yang
harus dikerjakan adalah sbb:
-
Memeriksa kembali nama dan isi
dari entities dari relationship dan candidate key.
-
Memeriksa kembali nama dan isi
dari relationship/foreign keys.
-
Menggabungkan entities atau
hubungan dari local data model.
-
Mengikutsertakan (tanpa
menggabungkan) entities atau relationship yang unik pada tiap local data model.
-
Menggabungkan relationship atau
foreign key dari local data model.
-
Mengikutsertakan (tanpa
menggabungkan) relationship atau foreign key unik pada tiap local data model.
-
Memeriksa untuk entities
(hubungan) dan relationship atau foreign key.
-
Memeriksa integrity constraints.
-
Menggambarkan E-R diagram.
-
Melakukan update dokumen.
b.Memvalidasi global logicall data model
Bertujuan
untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari global logical data model dengan
teknik normalisasi dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan
transaksi.
c.Mengecek
pertumbuhan yang akan datang
Bertujuan untuk menentukan apakah ada
perubahan yang signifikan seperti keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang
dan menilai apakah model logical tersebut dapat menampung atau menyesuaikan
perubahan yang terjadi.
d.Melihat
kembali global logical data model dengan pengguna
Bertujuan untuk menjamin model data
logical yang bersifat global telah tepat untuk organisasi.
3. Physical Database Design
Physical
Database Design adalah suatu proses untuk menghasilkan gambaran dari
implementasinbasis data pada tempat penyimpanan,menjelaskan dasar dari
relasi,organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan
menghubungkan beberapa integrity dan tindakan keamanan.
Langkah keempat : menterjemahkan global logical data model
untuk target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional
dalam global logical data model yang dapat diimplementasikan ke DBMS.
Pada perancangan model
physical,langkah-langkahnya adalah sbb:
a.Merancang
basis relasional
Dalam memulai merancang
physical design,diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami informasi tentang
relasi yang dihasilkan dari logical database design. Informasi yang penting
bisa didapatkan dari kamus data dan DDL.
b.Merancang
representasi dari data yang diperoleh
Bertujuan untuk
menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili global logical data
model ke dalam DBMS
c.Merancang
enterprise constraints
Pada langkah ini
bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada organisasi.
Langkah kelima : merancang representasi physical.
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk penyimpanan dan
menentukan indeks yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa.
Pada langkah kelima ini
tahapan-tahapannya adalah sbb :
a.Menganalisis
transaksi
Bertujuan untuk mengerti
fungsi dan transaksi yang dijalankan pada basis data dan menganlisa transaksi
yang penting.Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasikan dalam menganalisa
transaksi adalah :
-
Transaksi dapat berjalan secara
sering dan akan mempunyai dampak yang signifikan pada performa.
-
Transaksi yang kritis pada operasi
dan bisnis.
-
Waktu selama sehari/seminggu
ketika aka nada permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.
b.Memilih file organisasi
Bertujuan untuk
menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data. Ada beberapa pilihan
struktur penyimpanan,yaitu : heap ; hash ; sekuensinal berindeks ; dan
clusters.
c. Memilih indeks
Bertujuan untuk
meningkatkan performa dalam suatu system basis data. Salah satu pendekatan
untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan
tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indeks sebagaimana
diperlukan.
Oleh karena itu ,atribut yang digunakan adalah:
- Atribut yang sering digunakan untuk join operations
untuk membuat lebih efisien.
- Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada
suatu relasi didalam urutan yang menunjukkan atribut.
d. Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
Bertujuan
untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan diperlukan dalam basis data.
Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu relasi. Contohnya,
dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk
menampung data.
Langkah keenam : merancang pandangan pengguna. Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis langkah dari relasional Database Application Lifecycle. Contohnya , pada branch terdiri atas direktur dan manajer pandangan.
Langkah keenam : merancang pandangan pengguna. Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis langkah dari relasional Database Application Lifecycle. Contohnya , pada branch terdiri atas direktur dan manajer pandangan.
Langkah
ketujuh : merancang keamanan. Dalam sebuah
system basis data, keamanan adalah elemen yang sangat penting mengingat isi
dari basis data berupa informasi yang sangat penting. Menurut Silberschatz
ukuran keamanan yang dapat di ambil untuk melindungi basis data antara lain
sbb:
-System basis data
: ada beberapa pengguna berwenang
yang diizinkan untuk mengakses bagian basis data tertentu dan ada para pengguna
yang lain hanya diizinkan untuk membaca data yang diinginkannya, tetapi tidak
punya hak untuk mengubahnya. Kewajiban dari system basis data ini adalah
menjaga batasan seperti diatas tetap terjaga.
-System operasi
: tidak peduli betapa aman system
basis datanya,apabila terjadi kelemahan dalam system operasi. Hal ini sama
artinya dengan adanya akses yang tidak diinginkan dalam basis data. Jadi
tingkat keamanan perangkat lunak dalam system operasi sangatlah penting seperti
halnya keamanan yang dilakukan secara fisik.
-Jaringan :
seluruh system basis data memperbolehkan untuk mengakses lewat
terminal/jaringan,keamanan software-leveel dalam software jaringan sangat
penting sebagai keamanan fisik,keduanya dibutuhkan dalam internet dan jaringan
pribadi.
-Fisik : situs
yang mengandung system computer harus secara fisik aman dari entri secara
diam-diam dan bahaya oleh para
penyeludup.
-Manusia : otoritas pada pengguna harus dilakukan secara hati-hati
untuk mengurangi adanya kejadian dimana pengguna yang berwenang memberikan
akses kepada orang lain dengan imbalan suap/lainnya.
Langkah kedelapan : mempertimbangkan pengenalan dan redundasi control. Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah perancangan basis data logical secara structural,konsisten, dan menekan jumlah redudansi. Factor yang perlu dipertimbangkan adalah :
Langkah kedelapan : mempertimbangkan pengenalan dan redundasi control. Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah perancangan basis data logical secara structural,konsisten, dan menekan jumlah redudansi. Factor yang perlu dipertimbangkan adalah :
-Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks
-Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas
-Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data
tetapi lambat dalam update
Ukuran performa dari suatu perancangan basis dat dapat
dilihat dari sudut pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data
(normalisai) atau pendekatan efisiensi proses (denormalisasi). Efisiensi data
dimaksudkan untuk meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan
untuk mempercepat proses saat retrieve data dari basis data.
Langkah kesembilan : memonitor dan memasang system operasi. Bertujuan untuk
memonitor system operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangn
system yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
B.Recovery
Basis Data Dilakukan Tanpa Kehilangan Transaksi yang Penting
Dalam melakukan recovery basis data harap dilakukan
tanpa kehilangan transaksi yang penting. Dengan melakukan recovery data maka akan menembalikan harga suatu data item yang
telah diubah oleh operasi-operasi dari transaksi ke harga sebelumnya.
Informasi pada log
digunakan untuk mendapatkan harga lama dari data yang harus di rollback. Hal yang perlu
dilakukan pada saat recovery basis
data agar tidak kehilangan transaksi yang penting adalah seperti berikut ini.
1.
Menunda update yang sesungguhnya
kebasis data sampai transaksi menyelesaikan eksekusinya dengan sukses dan
mencapai titik commit.
2.
Selama eksekusi masih berlangsung
update hanya di catat pada system log dan transaction workspace.
3.
Setelah transaksi commit dan log
sudah dituliskan ke disk,maka update dituliskan ke basis data
Setelah melakukan restore database , lakukan pengecekan
apakah restore database berjalan dengan baik atau tidak.
Langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam melakukan pemeriksaan hasil restore database
(pengidentifikasian data yang telah di-restore) adalah sbb :
1.
Buka Enterprise Manager atau Query
Analyzer untuk melakukan pengecekan terhadap database yang telah di restore.
2.
Pastikan dan diidentifikasikan
bahwa database hasil restore database tidak eror dengan mengecek tabel-tabel
didalamnya satu persatu
3.
Jika terdapat eror,buat kedalaman
suatu catatan yang berfungsi sebagai dokumentasi yang dapat dipergunakan
kembali dimasa datang jika kemungkinan terjadi eror yang sama
4.
Setelah pengecekan dilakukan dan
diidentifikasi tidak ada eror, maka Enterprise Manager atau Query Analyzer
dapat ditutup.
Sekian postingan
dari saya tentang “Menentukan Basis dan Prosedur Recovery” semoga postingan ke
dua dari saya bermanfaat untuk kalian… wassalamu`alaikum wr.wr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar